Kader partai politik sangat penting karena kunci kesuksesan dan kejayaan partai politik, terletak pada para kadernya.
Sandiaga Salahuddin Uno merupakan contoh yang sukses dibina Partai Gerindra. Pertama, dicalonkan menjadi Wakil Gubernur untuk mendampingi Anies Baswedan. Keduanya terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Akan tetapi, Sandi panggilan akrabmya, di daulat menjadi calon Wakil Presiden untuk mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon Presiden periode 2019-2024. Sesuai konstitusi, Sandi terpaksa mundur sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Sehubungan pasangan Prabowo-Sandi kalah dalam pemilihan presiden tahun 2019, maka atas permintaan Presiden Jokowi, Prabowo Subianto diminta bergabung di pemerintahan sebagai Menteri Pertahanan RI dan Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2019-2024.
Oleh karena, mas Sandi merasa sudah mentok sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, maka ramai diberitakan media sosial bahwa pasca Idul Fitri, mas Sandi akan membuat keputusan besar loncat partai yang kita sarankan untuk menjadi tokoh independen seperti Anies Baswedan, Erick Thohir, Mahfud MD dan lain-lain.
Saya meyakini bahwa sebelum keputusan besar diambil, momentum 10 hari terakhir Ramadhan harus dimanfaatkan untuk memperbanyak doa, wirid, silaturahmi, dan beribadah sekaligus shalat istikharah untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT. pic.twitter.com/Xx687UwyOS
— Sandiaga Salahuddin Uno (@sandiuno) April 17, 2023
Mas Sandi sebaiknya menjadi tokoh independen. Menjadi tokoh independen berpotensi besar dan menjadi tokoh nasional. Mas memiliki banyak keunggulan yg bisa dikapitalisasi. Semoga tulisan ini bermanfaat sebelum mas Sandi membuat keputusan besar. https://t.co/AtBSRvFPav
— Musni Umar (@musniumar) April 17, 2023
Sandiaga Uno didoakan warga di Kabupaten Sijunjung menjadi Presiden di 2024. Sandi dinilai dekat dengan masyarakat, sehingga cocok jadi pemimpin bangsa. https://t.co/g8P1Fon9cj
— detikcom (@detikcom) April 1, 2023
Penting Proses Pengkaderan
Partai politik harus melakukan proses pengkaderan, jika ingin berkembang maju dan dicintai publik setidaknya ada tiga partai politik yang secara berkala melakukan pengkaderan.
Pertama, partai Golkar. Saya pernah di partai Golkar dan beberapa kali mengikuti pengkaderan. Pelatihan dilakukan setiap departemen. Sebagai contoh, saya sekretaris Departemen koperasi dan wiraswasta DPP Golkar, mengikuti pelatihan yang pesertanya dari koordinator bidang ekonomi, usaha kecil menengah dan koperasi. Begitu juga, departemen lain melaksanakan pelatihan seperti yang dilakukan di departemen koperasi dan wiraswasta. Para kader Golkar yang telah mengikuti pelatihan, kemudian diberi penugasan untuk menduduki jabatan politik di legislatif dan eksekutif.
Contoh pengkaderan yang sukses ialah Surya Paloh. Dia memulai karir dari bawah sebagai kader Golkar. Jabatan terakhir di DPP Golkar adalah sebagai Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar. Oleh karena jabatan di Golkar sudah mentok, kemudian Surya Paloh mendirikan ormas Nasional Demokrat (NasDem) yang menjadi cikal bakal Partai Nasional Demokrat (NasDem).
Surya Paloh Ketika Menjadi Kader Golkar
Setelah Surya Paloh sukses mendirikan partai Nasional Demokrat (NasDem) pada 2011 dan partai NasDem sukses mengikuti pemilu 2014 dan 2019, menyongsong pemilu serentak 2024, Ketua Umum partai NasDem kembali membuat gebrakan dengan menjadi pioneer dalam mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon Presiden RI 2024 dari tokoh independen.
Pesan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh kepada kakak @aniesbaswedan pada saat pendeklarasian calon presiden Partai NasDem.
Salam Restorasi ??#PartaiNasDem #NasDemBersamaRakyat pic.twitter.com/4Pg8Pucu0A
— Partai NasDem (@NasDem) October 5, 2022
Kedua, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam beberapa tahun terakhir ini aktif melakukan pengkaderan terhadap seluruh pengurus PDIP di pusat dan daerah serta kader PDIP yang duduk di legislatif dan di eksekutif. Selain itu, sebagaimana halnya di partai Golkar, para kadernya diberi penugasan untuk menduduki jabatan politik di eksekutif dan legislatif. Sebagai contoh Ganjar Pranowo ditugaskan menjadi Gubernur Jawa Tengah dan mulai 21 April 2023 ditingkatkan penugasannya menjadi calon Presiden PDIP pemilihan Presiden 2024.
Ganjar Pranowo telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang mampu mensejahterakan rakyat dengan kebijakan-kebijakannya yang pro-rakyat. Kita yakin, beliau mampu memimpin Indonesia menjadi lebih baik. pic.twitter.com/xuBhBcMywo
— PDI Perjuangan (@PDI_Perjuangan) April 21, 2023
Ketiga, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang didirikan pada 20 Juli 1998 dengan nama Partai Keadilan (PK), juga aktif melakukan proses pengkaderan seperti yang dilakukan partai Golkar dan PDIP. Proses pengkaderan tidak hanya melatih dalam bentuk pelatihan, tetapi melalui Majelis Syura PKS memberi jabatan puncak kepada kader PKS yang terbaik seperti H. Ahmad Syaikhu, semula Wakil Wali Kota Bekasi, kemudian menjadi calon anggota DPR dan terpilih anggota DPR RI, lalu dipromosikan menjadi Presiden PKS.
Wakil Wali Kota Bekasi Ajak Warga Bekasi Sholat Istisqa | http://t.co/zMdaiaK77e @PksBekasikota @syaikhu_ahmad pic.twitter.com/FpJNIOOMQL
— DPP PKS (@PKSejahtera) September 10, 2015
Siang ini Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y. Kim bersilaturahim ke kantor DPP PKS dan diterima langsung oleh Presiden PKS @syaikhu_ahmad beserta jajaran.
Diskusi berlangsung dengan hangat tentang berbagai hal kerjasama Indonesia dan Amerika Serikat. pic.twitter.com/JLjLXEzwbz
— DPP PKS (@PKSejahtera) February 15, 2023
Menjadi Pemimpin Nasional
Untuk menjadi pemimpin nasional, tidak ada yang langsung “jadi.” Seorang kader partai politik harus melalui proses yang panjang untuk bisa memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan komitmen yang kuat terhadap negara dan masyarakat.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu kader partai politik bersinar menjadi pemimpin nasional:
Pertama, memperluas wawasan dan pengetahuan. Seorang kader partai politik harus memiliki pengetahuan yang luas tentang kebijakan publik, ekonomi, sosial, politik, dan masalah-masalah penting lainnya yang dihadapi oleh masyarakat. Untuk itu, ia harus senantiasa memperdalam dan memperluas wawasan dan pengetahuannya agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi negara. Untuk itu, seorang kader partai politik bisa memperluas wawasan dan pengetahuan melalui pelatihan dan penugasan partai, bisa juga melalui otodidak ditempat pekerjaan sebagai usahawan dan akademisi.
Kedua, membangun hubungan dengan masyarakat. Seorang kader partai atau calon pemimpin nasional harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan membangun hubungan dengan masyarakat secara efektif. Kader partai politik harus mampu mendengarkan aspirasi masyarakat dan memberikan solusi yang tepat atas masalah yang dihadapi.
Ketiga, menunjukkan integritas dan moral yang tinggi. Seorang kader partai dan calon pemimpin nasional harus memiliki integritas dan moralitas yang tinggi dalam setiap tindakan dan keputusannya. Hal ini sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat dan meyakinkan mereka bahwa yang bersangkutan sebagai kader partai politik, calon pemimpin apalagi sudah menjadi tokoh dan pemimpin nasional mesti dapat dipercaya untuk memimpin bangsa dan negara.
Keempat, mengembangkan keterampilan kepemimpinan. Seorang pemimpin nasional harus memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik, seperti kemampuan untuk memimpin dan menginspirasi orang lain. Kader partai politik harus senantiasa mengembangkan keterampilan kepemimpinan, agar siap mengambil tanggung jawab sebagai pemimpin nasional.
Kelima, menerapkan prinsip-prinsip demokrasi. Seorang pemimpin nasional harus mampu menerapkan prinsip-prinsip demokrasi dalam setiap tindakan dan keputusannya. Hal ini termasuk penghormatan terhadap hak asasi manusia, kebebasan berpendapat, pers yang medeka, dan lembaga-lembaga negara yang independen.
Keenam, menjaga hubungan baik dengan pengurus dan anggota partai politik. Seorang kader partai politik harus selalu menjaga hubungan baik dengan seluruh pengurus dan anggota partainya. Hal ini termasuk membangun jaringan hubungan yang baik dan saling mendukung satu sama lain. Dengan cara ini, kader partai politik mampu memimpin yang dimulai dari skala kecil, dari kota, provinsi dan akhirnya di tingkat nasional, sehingga melalui kolaborasi dan dukungan semua, dari partai, parlemen jika sudah ditingkat nasional, diharapkan bisa memberikan kontribusi yang besar dan terbaik bagi kemajuan bangsa dan negara.
4. Anies-Sandi akan bekerja dari dalam maupun luar dalam upaya memberantas korupsi di Jakarta, terbukti dari rekam jejak keduanya. pic.twitter.com/NDh2qX6wJ2
— Partai Gerindra (@Gerindra) January 26, 2017
Suasana terkini Rapat Umum Kampanye Akbar Pemenangan Anies-Sandi #CoblosPecinyaNomor3 pic.twitter.com/n8YIWIEBtk
— Partai Gerindra (@Gerindra) February 5, 2017
Perjuangan untuk terus mempertahankan elektabilitas bertahun tahun tidaklah mudah. Tetapi suatu hari elektabilitas kader tersebut akan menjadi kunci untuk terus maju menjadi RI-1. Terlepas dari partai politik yang mendukung merupakan partai nya sendiri atau bukan. Mencalonkan diri menjadi RI-1 butuh kekuatan dana, support dan mental yang kuat. Pada akhirnya yang paling penting bukanlah kemenangan yang sebaiknya dikejar, tetapi kesan penuh dengan kemuliaan yang abadi.
Meski peluang menang tidak besar dan hanya 50-50, fokuslah untuk meninggalkan kesan yang abadi pada pemilih dan pendukung setia. Ini dapat membantu mempersiapkan pondasi untuk kampanye masa depannya. Kader parpol tersebut juga akan memiliki pengaruh yang berkelanjutan untuk karir politiknya dimasa depan.
Pagi tadi, saat saya melaksanakan visitasi ke Desa Wisata Lubuk Sukon, Aceh Besar, saya disambut oleh masyarakat dengan Tari Ranup Lampuan, sebuah seni tari yang dimaksudkan untuk menyambut kedatangan tamu✨ pic.twitter.com/DKlhFeUQsU
— Sandiaga Salahuddin Uno (@sandiuno) April 13, 2023

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
